Sumber daya manusia yang terbatas tidak menjadi penghalang dalam melaksanakan tugas pembangunan masyarakat. Penggalian potensi masyarakat dan wilayah setempat menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Desa Wisata Menari contohnya. Desa wisata ini memiliki keunikan tersendiri yang jarang dimiliki oleh desa wisata lainnya. Menjadi desa wisata yang berhasil menarik perhatian para pengunjungnya dengan mengangkat konsep konservasi.
Pada hari Sabtu, 25 Mei 2024, Mahasiswa Prodi S2 dan S3 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, UGM beserta Dosen dan Civitas Akademika lainnya berkesempatan untuk terjun langsung menyapa masyarakat di Desa Wisata Menari. Terletak di lereng Gunung Telomoyo, Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Kesan yang berbeda sangat terasa karena Desa Wisata Menari tidak menyajikan pemandangan atau wahana seperti mass tourism pada umumnya, namun justru memberikan arti kehidupan melalui paket wisata yang telah dikemas sedemikian rupa. Desa wisata yang dikembangkan sejak tahun 2012 ini menyajikan beraneka ragam kesenian lokal, dolanan tradisional, bahkan outbound ndeso yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Tak hanya itu, terdapat juga pasar tiban yang menjajakan hasil olahan masyarakat lokal sebagai bentuk implementasi dari program kewirausahaan yang dirintis di Desa Wisata Menari.
“Konsep utama yang kami angkat disini adalah konservasi. Dalam hal ini, kami mendefinisikan kata “menari” dalam dua hal. Pertama, menari didefinisikan sebagai tradisi turun temurun masyarakat dalam melestarikan kesenian berbentuk tarian. Kedua, menari didefinisikan lebih luas sebagai singkatan dari menebar harmoni, merajut inspirasi, dan menuai memori. Sehingga dalam hal ini kami berharap bahwa orang yang berkunjung dapat merasakan adanya harmoni dan keselarasan dalam kehidupan. Manusia butuh istirahat, alam butuh istirahat,” ujar Kang Trisno dalam pemaparan potensi Desa Menari (25/05/2024).
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk terus melakukan pengabdian kepada masyarakat di wilayah lainnya. Bahwa keterbatasan bukanlah menjadi penghalang, namun justru menjadi motivasi dan potensi yang membedakan wilayah tersebut dengan wilayah lainnya. Teruslah menebar harmoni, merajut inspirasi, dan tuai memori dari hal baik yang dilakukan!