• UGM
  • SPs UGM
  • Library
  • IT Center
  • Webmail
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan
Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi dan Tujuan
      • Program Magister
      • Program Doktor
    • Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
      • Tenaga Pendidik Program Magister
      • Tenaga Pendidik Program Doktor
      • Tenaga Kependidikan
    • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
      • Prosedur Pendaftaran
      • Syarat Pendaftaran
      • Biaya Pendidikan
    • Rekognisi Akademis
  • Akademik
    • Program Magister
      • Profil Lulusan Program Magister
      • Capaian Pembelajaran Lulusan
      • Peta Kurikulum
      • Mata Kuliah
      • Modul Pegangan Mata Kuliah
      • Seminar Proposal
      • Ujian Komprehensif
      • Seminar Hasil
      • Ujian Tesis
    • Program Doktor
      • Profil Lulusan
      • Capaian Pembelajaran Lulusan
      • Peta Kurikulum
      • Mata Kuliah
      • Modul Pegangan Mata Kuliah
      • Seminar Proposal
      • Ujian Komprehensif
      • Seminar Hasil
      • Ujian Disertasi
    • Kalender Akademik
    • Panduan Akademik
    • Perpustakaan
    • ELOK (e-Learning: Open for Knowledge Sharing)
    • SIMASTER
  • Penelitian
    • Publikasi
    • Kelompok Penelitian
  • Pengabdian
    • Pengabdian kepada Masyarakat
  • Kemahasiswaan & Alumni
    • Prestasi Mahasiswa
    • Informasi Beasiswa
    • Alumni
    • KAGAMA
    • Lowongan Pekerjaan
    • Tracer Study
  • Kontak
  • Unduh
    • Dokumen Akreditasi S2
    • Dokumen Akreditasi S3
  • Beranda
  • Berita
  • Cara Unik Desa Wisata Menari Tingkatkan Ekonomi Inklusif dan Promosi Pariwisata

Cara Unik Desa Wisata Menari Tingkatkan Ekonomi Inklusif dan Promosi Pariwisata

  • Berita, Howdy SDGs!
  • 31 Juli 2024, 09.00
  • Oleh: pkp.pasca
  • 0

Dewasa ini banyak bermunculan desa-desa wisata di berbagai penjuru Indonesia. Setiap desa wisata tentunya memiliki keunikan tersendiri yang menjadi branding dan daya tariknya. Keberadaan desa wisata dapat menambah nilai plus bagi industri pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Secara tidak langsung, fenomena ini sejalan dengan tujuan SDGs nomor 8, yaitu decent work and economic growth atau pekerjaan yang layak dan pertumbuhan perekonomian.

Pada umumnya, desa wisata cenderung menyuguhkan pemandangan yang epik, wahana yang menantang, atau sajian makanan khas yang enak dan unik. Lain halnya dengan Desa Wisata Menari yang justru menyuguhkan kegiatan unik melalui beberapa paket wisata yang dikemas sedemikian rupa untuk memberikan pemaknaan hidup kepada tiap wisatawan. Meski berbeda dengan kebanyakan mass tourism, hal itu menjadi daya tarik wisatawan karena tidak ditemukan di desa wisata lainnya. Berbagai dolanan tradisional, kesenian lokal, outbound ndeso, dan pasar tiban menjadi paket wisata yang dapat dipilih oleh para wisatawan.

Sejak terbentuknya desa wisata ini di tahun 2012, perekonomian masyarakat lokal mengalami peningkatan. Bagaimana tidak? Para tour guide yang mendampingi wisatawan adalah warga lokal. Pemuda-pemudi di wilayah Dusun Tanon dilatih dan disiapkan untuk menjadi seorang tour guide. Tidak hanya para generasi muda saja, bapak-bapak dan ibu-ibu warga lokal pun tetap terlibat dalam keberlangsungan kegiatan di desa wisata terutama saat wisatawan datang. Mulai dari arena gamelan, arena dolanan tradisional, penampilan kesenian lokal, pendampingan outbound, hingga berjualan di pasar tiban para warga turut berkontribusi sesuai keahlian masing-masing. Masyarakat sekitar seringkali diberikan informasi oleh pengurus agar dapat mempersiapkan dagangannya jika akan kedatangan wisatawan. Desa Wisata Menari menerapkan sistem booking kunjungan supaya tidak terlalu crowded sehingga makna dan esensi dari konsep yang diangkat tetap bisa dirasakan.

Meskipun terletak di lereng Gunung Telomoyo, konsep yang diangkat oleh Desa Wisata Menari tidak sebatas wisata alam saja. Konservasi menjadi konsep unik yang mendasari kegiatan-kegiatan disana karena selain manusia yang membutuhkan istirahat, alam pun juga membutuhkan istirahat. Melalui konsep tersebut wisatawan diajak untuk tenggelam dalam harmoni, ketenangan, dan keselarasan kehidupan. Konsep yang jarang diterapkan di desa wisata lainnya menjadi nilai plus dan menjadi strategi promosi pariwisata. Berkaitan dengan konsep konservasi, bahkan nama “Menari” memiliki makna tersendiri, yaitu menebar harmoni, merajut inspirasi, menuai memori.

 

Penulis dan Reviewer: Tim Prodi PKP Pascasarjana UGM

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Universitas Gadjah Mada

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung Yogyakarta – 5581
Telp : (0274) 544975, 564239 Fax : (0274) 547861, 564239
  pkp.pasca@ugm.ac.id
  @pkp.pasca.ugm
  +628112630752

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju