Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana timbul ketidaksanggupan dalam pemenuhan kebutuhan primer, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Angka kemiskinan dikelompokkan menjadi kemiskinan makro dan kemiskinan mikro. Kemiskinan makro diukur menggunakan metode basic needs approach dan pendekatan moneter. Data yang digunakan berdasarkan susenas dan didasarkan pada garis kemiskinan makanan sebesar 2.100 kKal perkapita perhari termasuk non makanan. Umumnya konsep ini dimanfaatkan untuk menyusun rencana dan evaluasi dengan target geografis yang belum diketahui siapa penduduknya dan dimana alamatnya. Kemiskinan mikro diukur menggunakan pendekatan non moneter dan metode multi dimensi. Data yang digunakan berdasarkan indeks/PMT dari masing-masing rumah tangga. Umumnya konsep ini dimanfaatkan untuk menyusun target secara langsung melalui program bantuan dan perlindungan sosial (Kementerian Keuangan RI, 2024).
Di Tahun 2023, Badan Pusat Statistik menyampaikan bahwa angka kemiskinan nasional berada di angka 9,36%. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 tercatat target penurunan kemiskinan sebesar 6,5-7,5%. Angka tersebut belum mencapai target yang dibuat karena masih selisih sekitar 2-3%. Jika berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, penurunan angka kemiskinan hanya sebesar 0,3-0,5% saja. Disisi lain, kemiskinan ekstrem mengalami penurunan sebesar 0,90% dalam rentang tahun 2022-2023. Saat ini angka kemiskinan ekstrem sebesar 1,12%.
Meskipun penurunan kemiskinan tetap berprogres, namun realitanya target masih belum tercapai. Tantangan dalam mencapai target 0% kemiskinan ekstrem disebabkan karena nilai absolut kemiskinan masih sangat besar. Hal itu berhubungan dengan populasi penduduk miskin sebanyak 26 juta orang dan penduduk miskin ekstrem sebanyak 6 juta orang tergolong masih cukup tinggi. Terkadang, kemiskinan terjadi karena adanya ketimpangan sosial dalam hal pengeluaran penduduk di wilayah perkotaan dan perdesaan. Sejauh ini, pemerintah telah mencanangkan berbagai program sebagai upaya pengentasan kemiskinan, meliputi bantuan sosial yang lebih merata dan menjangkau daerah pelosok di Indonesia, program peningkatan pendapatan, peningkatan aktivitas ekonomi domestik, dan kebijakan dalam pasar tenaga kerja. Harapannya, Pemerintah selalu berkomitmen untuk menjaga stabilitas inflasi agar daya beli masyarakat meningkat. Jika sudah demikian, bisa terjadi akselerasi penurunan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat meningkat. Tak hanya pemerintah saja, namun masyarakat juga perlu berkompromi di tengah stagnasi ekonomi global ini.
Penulis dan Reviewer: Tim Prodi PKP Pascasarjana UGM