Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya hidup selaras dengan alam? Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat, ada sekelompok masyarakat di Timor Barat yang masih menjaga hubungan sakral dengan alam. Mereka adalah Atoin Meto. Istilah “Atoin Meto” terdiri dari dua kata: Atoin yang berarti laki-laki atau manusia dan Meto yang bermakna kering. Dalam konteks ini, Atoin Meto merujuk pada penduduk atau manusia yang mendiami “tanah kering” atau “daratan” sesuai dengan karakteristik geografis Pulau Timor yang
cenderung kering selama musim kemarau (Middelkoop, 1982 dalam Ataupah H 2020; Silab, Kanahebi, and Bessie 1997). Dengan demikian, etnis Atoin Meto mengacu pada kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah daratan dengan kondisi lingkungan yang relatif kering. Suku ini hidup dengan mempraktikkan pertanian berkelanjutan melalui ritual dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun selama berabad-abad.
Howdy SDGs!
Di tengah arus modernisasi, Kampung Wisata Budaya Tenun di Kota Samarinda menjadi simbol
ketahanan budaya lokal. Sejak didirikan pada tahun 1668, kampung ini tidak hanya melestarikan tradisi
tenun, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat dan penggerak perekonomian daerah. Penenun, yang memang adalah Perempuan memiliki peran vital dalam menjaga keberlanjutan warisan
budaya ini.
Kain tenun Samarinda dibuat dengan teknik tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Keahlian ini menjadi aset penting bagi para penenun untuk memberdayakan diri mereka, baik secara ekonomi maupun sosial. Meski sebagian besar penenun adalah wanita berusia di atas 40 tahun, mereka tetap gigih menjaga keberlanjutan tradisi ini. Dengan memanfaatkan benang sutra impor berkualitas tinggi, mereka menciptakan sarung Samarinda yang terkenal dengan kehalusannya dan menjadi kebanggaan Kalimantan Timur.
Air bersih merupakan sumber kehidupan yang esensial bagi seluruh makhluk hidup tanpa kecuali. Selain air bersih, sanitasi yang layak juga menjadi komponen krusial dalam kehidupan dan tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan. Kemudahan akses terhadap sumber daya ini tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Menurut Bank Dunia, masih ada sekitar 780 juta orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan lebih dari 2 milyar orang tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi menjadi masalah serius yang berdampak besar pada kesehatan. Ketidakcukupan akses tersebut menyebabkan munculnya penyakit menular seperti diare yang jika tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada kematian.
Kesehatan ekosistem laut menjadi hal krusial karena termasuk sumber kehidupan bagi milyaran orang dan berkontribusi dalam keseimbangan iklim global. Ekosistem laut sendiri terdiri atas berbagai unsur biotik (makhluk hidup) dan abiotik (komponen tidak hidup) yang saling berinteraksi. Laut tidak hanya menjadi penyedia sumber pangan dan hasil perikanan saja, namun juga menjadi penyerap polutan yang cukup vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Hal ini berkaitan dengan tujuan global Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 14 tentang pelestarian dan pemanfaatan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera.
Workshop Kurikulum: Upaya Pencapaian Output dan Outcome Prodi S2 dan S3 PKP Sekolah Pascasarjana UGM
Pada hari Kamis, 5 Desember 2024 silam, Program Studi S2 dan S3 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada menggelar Workshop Kurikulum. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara hybrid dengan beberapa tamu undangan hadir secara daring dan sebagian lainnya hadir secara luring. Kegiatan luring dilaksanakan di Hotel Lafayette Yogyakarta. Tamu undangan yang hadir terdiri atas para dosen, perwakilan alumni S2 PKP, perwakilan alumni S3 PKP, dan pengguna dari berbagai instansi.
Keluarga menjadi pondasi dan pilar penyangga suatu bangsa, apabila keluarga berkualitas maka dapat dipastikan akan terwujud bangsa yang berkualitas, karena dari keluarga akan dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas (Puspitawati, 2017). Pembangunan keluarga sendiri menjadi isu penting dan perlu mendapat perhatian suatu negara. Walaupun demikian, belum banyak keluarga yang memiliki kesadaran menanamkan fungsi keluarga. Data Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) 2018 menunjukkan bahwa hanya 38% keluarga saja yang memiliki pemahaman dan kesadaran mengenai fungsi keluarga. Perempuan milennial, sebagai bagian dari keluarga memiliki peran yang esensial di satu sisi. Disisi lainnya, gempuran teknologi tidak dapat dielakkan sehingga sangatlah penting perempuan milenial memiliki kecerdasan digital karena berperan sebagai sumber informasi bagi keluarga (Veranita, 2023). Disisi yang lain lagi SDGs mengangkat isu ini dengan jelas, khususnya untuk tujuan 1, 3, dan 5. Berhubungan dengan hal tersebut, tim peneliti Prodi PKP UGM mengangkat aspek perempuan milenial dan kesejahteraan keluarga dalam rangka mendukung SDGs 3.
Di era saat ini, komunikasi pembangunan sudah berkembang dengan sangat pesat. Komunikasi pembangunan merupakan diskursus baru yang ada di Indonesia. Awal mulanya, kajian tentang komunikasi pembangunan masih terintegrasi dalam rumpun ilmu komunikasi. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan diselenggarakannya Kuliah Tamu dengan tema “Komunikasi Pembangunan” oleh Program Studi Magister dan Doktor Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 November 2024 di Ruang Sidang A Lantai 5 menghadirkan dua narasumber kompeten. Beliau adalah Drs. Zulkarimien Nasution, M.Sc., yang merupakan dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia sekaligus penulis buku-buku bidang komunikasi serta Hazairin Pohan, S.H., M.A., yang merupakan mantan Duta Besar Polandia. Adanya diskusi yang mengalir menjadi sarana yang sangat baik dalam bertukar pandangan, perspektif, dan menjadi refleksi seputar posisi Indonesia dalam hubungan Internasional.
Yogyakarta (23/11/2024) Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan (PKP) Sekolah Pascasarjana UGM prodi S2/S3 melaksanakan kegiatan kuliah tamu bersama Drs. Zulkarimein Nasution, M.Sc. selaku penulis berbagai buku komunikasi terutama kajian pembangunan dan Hazairin Pohan, S.H., M.A selaku mantan Duta Besar (Dubes) Polandia. Kuliah tamu dengan tema “Visi Holistik untuk Masa Depan Indonesia: Menyeimbangkan Kemajuan Ekonomi dengan Pengambangan Berfokus pada Karater”, membawa perspektif baru bagaimana menjawab tantangan baru dalam melihat fenomena pembangunan hari ini, terutama dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Salah satu mahasiswa magister Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Universitas Gadjah Mada, Nabila Qurrota Aini, menjadi pembicara dalam Webinar “Islamic Philanthropy in Indonesia”. Acara tersebut diadakan pada tanggal 10 November 2024 di Vishwaneedam Center for Asian Blossoming and Madras Institute of Development Studies, Chennai. Selain Nabila, terdapat dua narasumber lain, yaitu Syamsul Ardiansyah dari Dompet Dhuafa dan Dr. A. Osman Farah dari Copenhagen University, Denmark. Acara ini dipandu oleh Prof. Ananta Kumar Giri dari Vishwaneedam Center for Asian Blossoming and Madras Institute of Development Studies. Isu mengenai peran filantropi islam terhadap program pembangunan berkelanjutan di Indonesia menjadi topik hangat yang didiskusikan.
Sleman, 2023 – Lomba Tanam Timun Baby Bupati Sleman Cup 2023 telah sukses menyita perhatian dan meriahkan Kabupaten Sleman. Dengan diikutinya 51 Kelompok Wanita Tani (KWT) dari seluruh wilayah, acara ini menjadi panggung utama untuk merayakan kreativitas dan keterampilan dalam pertanian lokal.
Timun baby, varietas timun kecil yang dikenal dengan rasa segarnya menjadi bintang utama dalam lomba ini. Varietas ini menuntut teknik bercocok tanam yang spesifik, mulai dari pemilihan bibit hingga perawatan tanaman yang cermat. Lomba ini menguji keterampilan peserta dalam berbagai aspek, termasuk teknik pemupukan, pengendalian hama, dan pengelolaan air.