
Bulan suci Ramadhan menjadi momentum istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia untuk meningkatkan keimanan, kepedulian sosial, dan rasa solidaritas antar sesama. Tak jarang selama bulan Ramadhan banyak dijumpai orang-orang berhati mulia yang melakukan aksi sosial dan berbagi kepada orang lain. Mereka seperti berbondong-bondong untuk menunaikan kebaikan di bulan suci ini. Bahkan hal tersebut seolah-olah sudah menjadi tradisi tahunan yang harus ditunaikan untuk menggugurkan kewajiban walaupun sebenarnya opsional.
Tradisi berbagi dan melakukan aksi sosial ini ternyata memiliki keterkaitan yang erat dengan beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan, terutama pada poin ke-1 (tanpa kemiskinan), ke-2 (tanpa kelaparan), dan ke-10 (mengurangi ketimpangan). Tujuan pada poin ke-1 berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat kurang mampu melalui aksi berbagi dan zakat. Tujuan poin ke-2 mengarah kepada kegiatan berbagi makanan yang secara langsung menjadi solusi dari isu kerawanan pangan harian. Tujuan poin ke-10 berkaitan dengan kegiatan saling membantu dalam mengurangi kesenjangan sosial yang ada dalam masyarakat.
Konsep pembangunan berkelanjutan tidak hanya fokus pada pertumbuhan perekonomiannya saja, tapi juga pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosialnya. Dalam tradisi Islam, bulan Ramadhan merupakan waktu yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan sosial, termasuk dorongan untuk meningkatkan amal kebaikan dan berbagi kepada yang membutuhkan. Praktik sosial yang kerap kali ditemukan di bulan Ramadhan, antara lain seperti pemberian zakat, menyantuni anak yatim, sedekah, donasi, layanan kesehatan gratis, serta kegiatan berbagi makanan dan sembako atau yang lainnya. Peningkatan ketahanan sosial karena adanya rasa aman dan solidaritas masyarakat, redistribusi kekayaan materiil secara merata dan lebih adil melalui zakat dan sedekah, serta peningkatan kesadaran kolektif akan budaya berbagi dan gotong royong menjadi dampak positif yang terjadi.
Aksi sosial dan semangat saling berbagi selama bulan Ramadhan secara nyata memberikan kontribusi terhadap pencapaian beberapa tujuan dalam pembangunan berkelanjutan. Fenomena unik yang menghiasi momen satu kali setahun tersebut dapat menjadi instrumen strategis dalam memperkuat jaringan solidaritas sosial, mengurangi beban ekonomi masyarakat rentan, serta meningkatkan kesadaran kolektif terhadap pentingnya keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan. Apabila tradisi tersebut dikelola secara sistematis dan berkelanjutan, berpotensi menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis nilai-nilai spiritual dan solidaritas sosial. Untuk meningkatkan dampak positifnya, dapat dilakukan penguatan sinergi antara lembaga zakat dan pemerintah daerah, melakukan edukasi publik tentang pembangunan berkelanjutan (SDGs) melalui kampanye Ramadhan, serta digitalisasi pendistribusian zakat agar lebih efisien dan merata.
Penulis dan Reviewer: Tim Prodi PKP Pascasarjana UGM