
Di tengah tantangan global yang sangat kompleks dewasa ini, pendekatan interdisipliner dalam riset menjadi semakin relevan, khususnya dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan SDGs ke-17 menekankan pentingnya kemitraan yang kuat dan inklusif di semua tingkatan untuk mendukung agenda pembangunan yang berkelanjutan. Jika dispesifikkan ke dalam konteks pendidikan tinggi, riset interdisipliner memiliki peluang yang besar untuk mengkolaborasikan keahlian dari berbagai bidang, seperti teknik, ekonomi, kesehatan, sosial humaniora, sains, hingga lingkungan untuk menghasilkan solusi yang lebih holistik dan aplikatif terhadap isu-isu global yang sudah terjadi atau mungkin akan terjadi.
Kolaborasi lintas fakultas menjadi pondasi utama dalam membangun riset interdisipliner yang berdampak. Misalnya, isu perubahan iklim tidak dapat ditangani hanya oleh ilmuwan lingkungan saja, tetapi juga membutuhkan pendekatan dari ahli kebijakan publik, pakar data, serta peneliti ekonomi. Mahasiswa dan dosen di jenjang pascasarjana memiliki peran strategis sebagai penggerak inovasi yang mampu menggabungkan beragam perspektif dalam satu kerangka riset bersama. Fakultas dan program studi yang membuka ruang kolaborasi dan menyediakan skema penelitian lintas bidang terbukti lebih produktif dalam menghasilkan karya berupa publikasi dan paten yang mendukung SDGs.
Tak kalah penting, kemitraan internasional antar perguruan tinggi juga menjadi katalis penting dalam memperluas jangkauan dan dampak riset. Program joint research, pertukaran mahasiswa, dosen tamu, hingga publikasi bersama di jurnal bereputasi merupakan wujud nyata penerapan SDGs ke-17 dalam skala global. Melalui kolaborasi lintas negara, mahasiswa pascasarjana tidak hanya memperluas wawasan ilmiah, tetapi juga membangun jejaring global yang mendukung transfer teknologi, kebijakan berbasis data, dan solusi lokal yang dapat direplikasi secara internasional.
Oleh karena itu, mendorong riset interdisipliner dan memperkuat kemitraan lintas institusi akademik menjadi langkah strategis yang tidak bisa ditawar. Kampus sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan harus menjadi ruang kolaboratif yang inklusif, fleksibel, dan terbuka terhadap perubahan. Dengan menjadikan SDGs sebagai pijakan utama dalam merancang riset, dunia pascasarjana tidak hanya berkontribusi pada kemajuan akademik, tetapi juga pada pembangunan global yang lebih adil, berkelanjutan, dan berbasis kolaborasi.
Penulis dan Reviewer: Tim Prodi PKP Pascasarjana UGM