Yogyakarta (09/08/2024) Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan (PKP) Sekolah Pascasarjana UGM prodi S2/S3, prodi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, bersama Asosiasi Prodi Penyuluhan, Komunikasi Pembangunan, dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (APP-KPPMI) melaksanakan pengabdian masyarakat di Lumbung Mataraman Guwosari, Kelurahan Guwosari, Kabupaten Bantul. Pengabdian masyarakat tersebut menjadi rangkaian Sarasehan Nasional yang bertemakan “Transformasi Penyuluhan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Komunikasi Pembangunan dalam Penyiapan Sumber Daya Manusia Tangguh Menuju Indonesia Emas”. Pemberdayaan masyarakat di Lumbung Mataraman untuk berbagai pengetahuan (transfer knowladge) melihat representatif masyarakat melalui kemitraan bersama dalam membangun ketahanan pangan menuju generasi emas.
Pemberdayan Masyarakat di Lumbung Mataraman Guwosari dapat melihat bagaiamana pengelola disana sudah menerapkan dengan indikator SDGs (Sustainable Development Goals) pada point ke-2 tanpa kelaparan, point ke-12 konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, dan point ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Pada point ke-2 (tanpa kelaparan) dalam SDGs, Lumbung Mataraman Guwosari mengimplementasi dengan konsep mendorong sistem pertanian dengan konsep Ketahanan Pangan berbasis pengelolaan sampah dimana masyarakat memiliki peran sebagai leading sector (sektor unggulan). Point penting dalam pemberdayaan masayarakat yang dilakukan APP-KPPMI dalam melihat dan merangkai permasalahan dengan menemukan potensi yang ada. Pendekatan strategi pengelolaan yang di lakukan Lumbung Mataraman Guwosari menerapkan 4K yiatu: kolaborasi Kaluraha,Kabupaten, Kraton, dan Kampus dapat menciptakan integrasi degan berbagai kemitraan untuk mencapai tujuan yaitu: menjaga ketahanan pangan. Pada program pengabdian yang dilakukan APP-KPMMI untuk tercapai kemitraan diperlukan suatu reformasi untuk menciptakan itu semua dengan reformasi kelurahan dengan menciptakan satu kampus punya dampingan satu desa. Reformasi tersebut akan berdampak terhadap proses pembangunan daerah yang berdampak terhadap pembangunan inklusif untuk menyiapkan sumber daya manusia tangguh menuju indonesia emas.
Program ini tidak hanya menitikberatkan pada pengelolaan sampah untuk ketahanan pangan, tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal. Dengan sinergi antara berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat, Lumbung Mataraman Guwosari berhasil menciptakan model pemberdayaan yang berkelanjutan dan inklusif. Reformasi kelurahan yang diusulkan APP-KPMMI bertujuan untuk memperkuat hubungan antara desa dan institusi pendidikan, yang diharapkan dapat menjadi katalis dalam pembangunan daerah. Melalui upaya ini, diharapkan tercipta sumber daya manusia yang lebih siap dalam menghadapi tantangan masa depan, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengimplementasikan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan keterlibatan berbagai pihak, Lumbung Mataraman Guwosari menunjukkan bahwa kolaborasi yang efektif dapat menghasilkan solusi konkret untuk masalah ketahanan pangan. Ke depan, APP-KPMMI berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif-inisiatif serupa di berbagai desa. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan masyarakat dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional.