• UGM
  • SPs UGM
  • Library
  • IT Center
  • Webmail
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan
Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi dan Tujuan
      • Program Magister
      • Program Doktor
    • Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
      • Tenaga Pendidik Program Magister
      • Tenaga Pendidik Program Doktor
      • Tenaga Kependidikan
    • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
      • Prosedur Pendaftaran
      • Syarat Pendaftaran
      • Biaya Pendidikan
    • Rekognisi Akademis
  • Akademik
    • Program Magister
      • Profil Lulusan Program Magister
      • Capaian Pembelajaran Lulusan
      • Peta Kurikulum
      • Mata Kuliah
      • Modul Pegangan Mata Kuliah
      • Seminar Proposal
      • Ujian Komprehensif
      • Seminar Hasil
      • Ujian Tesis
    • Program Doktor
      • Profil Lulusan
      • Capaian Pembelajaran Lulusan
      • Peta Kurikulum
      • Mata Kuliah
      • Modul Pegangan Mata Kuliah
      • Seminar Proposal
      • Ujian Komprehensif
      • Seminar Hasil
      • Ujian Disertasi
    • Kalender Akademik
    • Panduan Akademik
    • Perpustakaan
    • ELOK (e-Learning: Open for Knowledge Sharing)
    • SIMASTER
  • Penelitian
    • Publikasi
    • Kelompok Penelitian
  • Pengabdian
    • Pengabdian kepada Masyarakat
  • Kemahasiswaan & Alumni
    • Prestasi Mahasiswa
    • Informasi Beasiswa
    • Alumni
    • KAGAMA
    • Lowongan Pekerjaan
    • Tracer Study
  • Kontak
  • Unduh
    • Dokumen Akreditasi S2
    • Dokumen Akreditasi S3
  • Beranda
  • Berita
  • Publikasi
Arsip:

Publikasi

Transformasi Digital: Peran Perempuan Milenial dalam Mendorong Kedaulatan Protein Hewani di Kabupaten Bantul

BeritaHowdy SDGs!PublicationPublikasi Thursday, 28 November 2024

Keluarga menjadi pondasi dan pilar penyangga suatu bangsa, apabila keluarga berkualitas maka dapat dipastikan akan terwujud bangsa yang berkualitas, karena dari keluarga akan dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas (Puspitawati, 2017). Pembangunan keluarga sendiri menjadi isu penting dan perlu mendapat perhatian suatu negara. Walaupun demikian, belum banyak keluarga yang memiliki kesadaran menanamkan fungsi keluarga. Data Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) 2018 menunjukkan bahwa hanya 38% keluarga saja yang memiliki pemahaman dan kesadaran mengenai fungsi keluarga. Perempuan milennial, sebagai bagian dari keluarga memiliki peran yang esensial di satu sisi. Disisi lainnya, gempuran teknologi tidak dapat dielakkan sehingga sangatlah penting perempuan milenial memiliki kecerdasan digital karena berperan sebagai sumber informasi bagi keluarga (Veranita, 2023). Disisi yang lain lagi SDGs mengangkat isu ini dengan jelas, khususnya untuk tujuan 1, 3, dan 5. Berhubungan dengan hal tersebut, tim peneliti Prodi PKP UGM mengangkat aspek perempuan milenial dan kesejahteraan keluarga dalam rangka mendukung SDGs 3.

Secara sosio-kultural, dalam suatu rumah tangga perempuan bertanggung jawab untuk mengolah dan menyediakan makanan anggota keluarganya, salah satunya kebutuhan protein hewani. Secara tidak langsung, tanggung jawab kesehatan keluarga menjadi salah satu tupoksi yang harus dilakukan oleh kaum perempuan. Di samping itu, banyak perempuan juga masih harus bekerja untuk membantu perekonomian dan kesejahteraan keluarga. Fenomena ini ternyata juga ditemukan di Kabupaten Bantul. Di Bantul, perempuan milenial yang bekerja akhirnya harus menitipkan buah hatinya ke orang tua, keluarga, atau tempat penitipan anak. Situasi dan kondisi seperti inilah yang akan memberikan pengaruh besar dan krusial terhadap pola asuh serta pola makan anak.

Salah satu program pemerintah untuk peningkatan gizi keluarga adalah Gerakan Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Program ini disambut baik oleh Pemda Bantul dengan membagi SKPD-nya menjadi unit penanggung jawab pelaksanaan Gerakan B2SA. Kegiatan tersebut juga telah dilaksanakan di Kapanewon Pajangan adalah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Sosialisasi dilakukan pada tanggal 25 Juli 2024 bertempat di Balai Desa Triwidadi Kapanewon Pajangan. Kegiatab dihadiri oleh kader kesehatan desa, kepala desa dan jajarannya, PKK, serta beberapa tamu undangan lainnya. Acara ini menghadirkan narasumber dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan DIY dan Kepala Desa Triwidadi. Acara berlangsung dengan lancar dan dari hasil wawancara dengan Kepala Desa dan PPL BPP Pajangan menyatakan bahwa program B2SA tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya koordinasi dan sinergi para pemangku kepentingan. Akan tetapi jika para pemangku kepentingan dapat bekerja dengan baik tidak menutup kemungkinan akan tercapai SDGs ke tiga tentang kehidupan sehat dan sejahtera (good health and well-being).

 

Penulis dan Reviewer: Tim Prodi PKP Pascasarjana UGM

Sarasehan dan Rapat Kerja Nasional Penyuluhan dan Komunikasi Pemabanguan UGM dan APP-KPPMI: Transformasi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Menggali Inovasi dan Kerjasama Menuju SDM Tangguh untuk Indonesia Emas

BeritaPublikasi Thursday, 8 August 2024

Dalam rangka Usulan Perubahan Nama Program Studi, Inovasi Pembelajaran, Kerjasama dan Pengembangan SDM Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan

Sekolah Pascasarjana UGM menggelar  Sarasehan dan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Prodi Penyuluhan Komunikasi Pembangunan, dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (APP-KPPMI) dengan Tema “Transformasi Penyuluhan, Pemberdayaan Masyarakat dan Komunikasi Pembangunan dalam Penyiapan SDM Tangguh Menuju Indonesia Emas”

Latar belakang dari topik ini menyoroti upaya kolaboratif dan pengembangan sumber daya dalam rangka mencapai visi dan misi pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya melalui pembuatan program yang berfokus pada pengabdian kepada masyarakat dan industri, serta pengembangan kurikulum yang relevan. Universitas Halu Oleo, misalnya, memulai kegiatan pengabdian kepada industri di Sulawesi Utara, yang merupakan pusat pertambangan nikel. Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa dalam merumuskan program dan kurikulum berbasis kebutuhan lokal. Selain itu, upaya kolaboratif dengan institusi internasional, seperti Universitas Putra Malaysia, dilakukan untuk mengadakan kursus online dan pendampingan penulisan karya ilmiah, memanfaatkan jaringan alumni sebagai penghubung kerjasama.

Kerjasama dan sumber daya juga menjadi fokus utama dalam pengembangan kemahasiswaan di universitas lain, seperti IPB dan UGM. Institut Pertanian Bogor, misalnya, mengembangkan program-program kemahasiswaan dengan skala nasional dan internasional, serta mengintegrasikan soft skills ke dalam kurikulum yang diakui dengan nilai SKS. UGM, di sisi lain, mendorong kerjasama dalam bentuk hibah penelitian dan program magang yang terintegrasi dengan CSR perusahaan. Pengalaman kerjasama ini menjadi fondasi penting bagi institusi pendidikan tinggi dalam menghadapi perubahan kebijakan nasional dan internasional, serta dalam mengembangkan inovasi pembelajaran yang adaptif terhadap tuntutan pasar dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Sehubungan dengan rencana Pengusulan Perubahan nama Program Studi di bidang Penyuluhan dan Komunikasi seluruh Indonesia, maka Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Sekolah Pascasarjana UGM menyelenggarakan serangkaian Seminar Nasional, Sarasehan dan Pengabdian Masyarakat untuk menggali pandangan dan masukan sebanyak-banyaknya dari stakeholder dan akademisi. Semua itu diharapkan agar bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan  dapat melaksanakan transformasi pada penyuluhan, komunikasi pembangunan dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebijakan pemerintah serta dapat menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat secara lebih luas.

Sarasehan ini diselenggarakan untuk menghimpun pendapat, pandangan dan saran dari pemerintah, stakeholder dan para ahli dalam rangka mengusulkan perubahan nama Program Studi, inovasi akademik, kerjasama dan pengembangan SDM di bidang penyuluhan, pemberdayaan masyarakat dan komunikasi pembangunan.

Sarasehan  diselenggarakan pada 08 Agustus 2024 pukul 19.00 WIB di Wisma MM UGM, Yogyakarta.

Sarasehan dibagi menjadi 2 ruang yang masing-masing membahas dua topik. Ruang 1 membahas seputar Usulan perubahan nama program studi dan Inovasi Pembelajaran, yang dipandu oleh Dr. agr. Ir. Sri Peni Wastutiningsih. Sedangkan Ruang 2 membahas kerjasama dan pengembangan SDM, dipandu oleh Dr. Siti Amanah. Didapatkan hasil bahwa untuk merintis pengabdian kepada industri di Sulawesi Utara dengan melibatkan mahasiswa dalam kontrak kerja sama dan pengembangan kurikulum berdasarkan kebutuhan sosial, serta memperluas kerja sama internasional dengan Universitas Putra Malaysia untuk pendampingan penulisan ilmiah. Program seperti KKN Kebangsaan dan pertukaran pelajar menunjukkan kolaborasi aktif dengan universitas lain dan industri untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pemberdayaan mahasiswa. Pengelolaan jurnal dan penelitian lintas universitas juga menjadi fokus utama, serta terus mengembangkan publikasi ilmiah dan kegiatan pengabdian masyarakat berbasis KKN Tematik.

Sarasehan akan berupa presentasi dari pembicara dilanjutkan dengan dialog interaktif dengan para peserta. Acara ini juga akan dihadiri oleh peserta dari lingkungan Pemerintah Daerah, Dinas Perikanan di DIY, Ketua DPR DIY, Kepala Program Studi, Kepala Pusat-Pusat Studi, Dekan dan Senat Fakultas, dosen serta mahasiswa di lingkungan Universitas Gadjah Mada.

Dari sarasehan ini diharapkan Sekolah Pascasarjana akan mendapatkan pandangan dan masukan yang berguna bagi penyusunan Prodi Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut. Sebagai pelaksana acara sarasehan ini adalah tim penyusun persiapan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut dengan dibantu staf Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Kuliah Umum: Social Change “Digital Agriculture and the Spread of Innovation in Modern Society” Bersama A/Prof. Alexie Papanicolaou

BeritaPublicationPublikasi Friday, 14 June 2024

___Yogyakarta (06/06/2024) Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan (PKP) Sekolah Pascasarjana UGM prodi S2/S3 bersama prodi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian melaksanakan kegiatan kuliah tamu bersama A/Prof. Alexie Papanicolaou dari Hawkesbury Institute of the Environment, Western Sydney University. Kuliah tamu yang diangkat bertemakan “Social Change: Digital Agriculture and the Spread of Innovation in Modern Society”. Tema tersebut memberikan gambaran penerapan teknologi digital pada sektor pertanian yang akan mempengaruhi terhadap perubahan sosial masyarakat pertanian. Teknologi digital dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas masyarakat pertanian, dan memberikan keterampilan baru untuk beradaptasi dengan era digital.

Kuliah tamu ini mengajak civitas akademik Prodi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dan Prodi S2/S3 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan untuk merefleksikan permasalahan yang dihadapi saat ini. Masuknya era society 5.0 berusaha menggabungkan teknologi canggih dengan aktivitas manusia, bertujuan untuk mengatasi tantangan sosial dengan memanfaatkan teknologi secara optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Salah satunya menawarkan penerapan teknologi digital yang dimanfaatkan pada sektor pertanian. Pemanfaatan teknologi digital pada sektor pertanian memberikan peluang dan tantangan yang kompleks. Penerapan teknologi digital pada sektor pertanian ialah meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian, pengambilan keputusan yang berbasis data, pengelolaan risiko terhadap permasalahan iklim, dan inovasi dalam pengendalian hama. Peluang tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi. Kemungkinan akan muncul tantangan yang kompleks dalam menghadapi permasalahan ini. Tantangan yang akan muncul ialah kebutuhan infrastruktur dan keamanan data, kompleksitas dalam pengumpulan dan standarisasi data, dan dampak sosial dan ekonomi yang akan dihadapi terutama pada permasalahan kebutuhan sumber daya manusia yang akan berdampak terhadap perubahan signifikansi dalam struktur sosial dan ekonomi masyarakat pertanian.

Teknologi digital menawarkan pembangunan dan perubahan sosial pada sektor pertanian. Civitas akademik harus dapat mempertimbangkan dan memprediksi dampak jangka panjang dan berupaya mengatasi tantangan yang ketika diterapkan di Indonesia. Menghadapi permasalahan dan tantangan tersebut diperlukan bentuk kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung adopsi teknologi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Pada akhir kuliah tamu A/Prof. Alexie Papanicolaou mengajak seluruh civitas Akademis yang hadir untuk melakukan integritas dalam permasalahan yang dihadapi dewasa ini. Pemanfaatan teknologi digital bukan hanya dirasakan oleh satu orang saja, tetapi harus dirasakan oleh semua pihak. Pemanfaatan teknologi digital sangat membantu dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan.

 

 

Penulis: Ikhsan Hambali

Reviewer: Kaprodi PKP

Policy Brief #6 – Tantangan Pelatihan berbasis Blended Learning (University of Passau dan Universitas Gadjah Mada)

BeritaPublikasi Monday, 20 May 2024

Blended learning merupakan kombinasi dari keunggulan pertemuan secara face-to-face dengan keunggulan dari web-based learning. Tujuan dari blended learning adalah untuk mengintegrasikan keunggulan dari pertemuan secara langsung dengan aktivitas berbasis online (web) yang menyatukan antara diskusi secara langsung dengan fasilitator dan kemandirian belajar. Pada saat pertemuan offline face-to-face secara langsung dapat digunakan sebagai wadah diskusi dengan fasilitator untuk memperdalam pengetahuan melalui interaksi antara fasilitator dengan peserta pelatihan/penyuluhan. Selain itu, pertemuan secara langsung juga dapat memberikan arahan untuk kegiatan secara mandiri yang berbasis pada permasalahan yang ada di lapangan.

Dalam pembelajaran berbasis blended learning tidak dapat dipisahkan dengan pemanfaatan teknologi dan kemampuan dalam menggunakan teknologi tersebut. Subejo (2018) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi dipengaruhi oleh jenis kelamin dan status petani di masyarakat. Petani laki-laki cenderung memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi lebih cepat dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan status petani sebagai pemimpin di masyarakat memengaruhi pemanfaatan teknologinya dibandingkan petani biasa. Hal ini dikarenakan pemimpin membutuhkan media untuk menyampaikan informasi secara cepat dan merata kepada para anggotanya. Namun, ada pula kendala yang dihadapi petani dalam memanfaatkan media berbasis internet yaitu terbatasnya pengetahuan dalam mengoperasikan perangkat dan pemahaman atas informasi yang disampaikan melalui media online. Berdasarkan fakta di lapangan, sebanyak 5,17% petani di Indonesia menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan (BPS, 2019). Akan tetapi, faktor usia juga menjadi keterbatasan dalam pemanfaatan teknologi.

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada artikel berikut:

7. #6 IND_Tantangan Penyuluhan Berbasis Blended Learning

Policy Brief #5 – Determinan Faktor dalam Pemanfaatan Media Penyuluhan Digital (University of Passau dan Universitas Gadjah Mada)

BeritaPublikasi Saturday, 18 May 2024

Pemanfaatan internet di Indonesia terus mengalami perkembangan dan memiliki potensi yang besar bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan termasuk di bidang pertanian. Melalui internet, petani dapat mencari berbagai macam solusi di bidang pertanian mulai dari sistem budidaya pertanian, penanganan hama dan penyakit tumbuhan, manajemen kesuburan dan kesehatan tanah, penanganan pasca panen, produk olahan pertanian, hingga pemasaran. Selain itu, digitalisasi informasi pertanian juga diperlukan mengingat terbatasnya jumlah penyuluh di Indonesia. Berdasarkan keterbatasan ini, penyuluh tetap harus menjalankan perannya sebagai inisiator, fasilitator, motivator, pengajar, analis, dan agen perubahan. Oleh karena itu, kolaborasi antara penyuluh dengan stake holder pertanian sangat diperlukan untuk meningkatkan digitalisasi penyuluhan. Integrasi antara media digital dengan penyuluhan konvensional secara tatap muka disebut sebagai blended learning. Namun belum semua komunitas dapat mengoptimalkan penggunaan media digital secara penuh termasuk para petani yang identik memiliki usia diatas 50 tahun.

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada artikel berikut:

6. #5 IND Determinant Factors

Policy Brief #4 – Inovasi Uji Tanah: Pengambilan Keputusan Petani (University of Passau dan Universitas Gadjah Mada)

BeritaPublikasi Friday, 17 May 2024

Produksi beras sebagai makanan pokok masyarakat di Indonesia menjadi prioritas utama pemerintah saat ini. Kebutuhan akan beras ini semakin meningkat seiring populasi masyarakat yang terus bertambah. Namun demikian, keberadaan lahan pertanian yang semakin terbatas membuat pemerintah dan petani berusaha untuk melakukan intensifikasi lahan untuk dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakat. Intensifikasi lahan yang banyak dilakukan oleh petani yaitu dengan menggunakan pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Penggunaan pupuk anorganik dilakukan oleh petani secara masif dan terus menerus yang pada akhirnya memberikan dampak negatif bagi kualitas tanah di Indonesia, utamanya dalam kesuburan tanah dan kondisi fisik tanah. Penelitian di banyak jurnal menunjukkan bahwa mayoritas kondisi tanah di Indonesia memiliki kandungan C-organik yang rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh pengolahan lahan yang berlebihan namun tidak diikuti dengan pemberian pupuk organik pada tanah. Sayangnya, banyak petani yang tidak menyadari akan kondisi tanahnya yang memburuk. Sejatinya, pada saat mengelola usahataninya, petani perlu mengetahui kondisi kualitas tanahnya. Melakukan pengujian kualitas tanah secara periodik diperlukan untuk mengetahui kapasitas tanah agar berfungsi secara efektif saat ini dan masa mendatang.

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada artikel berikut:

4. #3 IND-Inovasi Uji Tanah Pengambilan Keputusan Petani

Policy Brief #3 – Mendorong Pengelolaan Tanah Berkelanjutan Pada Petani di Indonesia (University of Passau dan Universitas Gadjah Mada)

BeritaPublikasi Thursday, 16 May 2024

Proyek ini menggunakan uji coba terkontrol secara acak. Hal ini memungkinkan kami untuk menetapkan hubungan sebab-akibat langsung antara pelatihan dan dampaknya. Hanya membandingkan petani organik dengan non-organik dapat menyesatkan karena petani organik mungkin berbeda dalam banyak hal lain (misalnya: pendidikan) dari petani non-organik. Demikian pula, membandingkan petani yang sama sebelum dan setelah pelatihan dapat menyesatkan jika faktor-faktor lain, seperti subsidi, berubah secara bersamaan. Seperti dalam uji coba medis, penugasan secara acak dan sampel yang besar memastikan kelompok perlakuan dan kontrol serupa sebelum pelatihan. Oleh karena itu, setiap perbedaan dalam hasil dapat secara kausal dikaitkan dengan pelatihan, karena semua faktor lain diharapkan berubah dengan cara yang sama untuk kedua kelompok.

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada artikel berikut:

4. #3 Rev IND SoilTest_Indo

 

Policy Brief #2 – Mendorong Pengelolaan Tanah Berkelanjutan Pada Petani di Indonesia (University of Passau dan Universitas Gadjah Mada)

BeritaPublikasi Wednesday, 15 May 2024

Pelatihan meningkatkan pengelolaan kesuburan tanah petani. Termasuk uji tanah dapat membuatnya lebih berkelanjutan. Sejak tahun 1960-an, petani Indonesia secara luas telah menerapkan praktik “Revolusi Hijau” untuk mencapai peningkatan produktivitas yang cepat. Namun demikian, penggunaan teknik tersebut dilakukan secara terus-menerus, khususnya dalam penerapan pupuk kimia yang berlebih menimbulkan berbagai kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang telah ditimbulkan antara lain penurunan kualitas air, penurunan kualitas tanah, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS (2014), penerapan pupuk yang berlebihan dengan kadar nitrogen yang tinggi telah menyebabkan kerusakan yang luas pada lahan pertanian. Pemberian informasi kepada petani tentang prinsip-prinsip unsur hara tanah, rekomendasi pemupukan berimbang, diiringi dengan penyediaan alat uji tanah yang cepat dan murah dapat meningkatkan kemampuan petani untuk mengelola tanah mereka secara lebih berkerlanjutan sehingga dapat mengurangi degradasi tanah di masa mendatang.

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada artikel berikut:

3. #2 IND_Promoting Soil Test

Policy Brief #1 – Pelatihan dan Adopsi Praktik Pertanian Organik: Perspektif Jangka Panjang (University of Passau dan Universitas Gadjah Mada)

Publikasi Tuesday, 14 May 2024

Setelah beberapa dekade usaha pertanian difokuskan pada penggunaan pupuk kimia, saat ini mendorong pertanian berkelanjutan menduduki peringkat atas dalam agenda kebijakan pemerintah. Di Indonesia, ketergantungan yang tinggi pada penggunaan pupuk kimia telah meningkatkan keasaman tanah dan mengurangi kandungan bahan organik. Pemberian pupuk kimia yang berlebihan merugikan lingkungan dan, dan petani harus mengeluarkan biaya lebih tinggi. Praktik pertanian organik merupakan solusi alternatif, untuk mengganti sebagian penggunaan pupuk kimia atau mengimplementasikannya sebagai sebuah sistem pertanian.

Untuk berubah pada pertanian organik, dibutuhkan biaya yang tinggi untuk pelatihan dan penyuluhan. Oleh karena itu, sangat relevan bagi pembuat kebijakan untuk memahami apakah pelatihan memiliki dampak yang diinginkan dan apakah petani tertarik untuk menerapkan informasi yang diajarkan.

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada artikel berikut:

2. IND #1 Pelatihan dan Adopsi Praktik Pertanian Organik

Policy Brief Pendahuluan – Pengujian Tanah, Pertanian Organik, dan Digitalisasi: Mendukung Petani Indonesia Untuk Berusahatani yang Lebih Berkelanjutan (University of Passau dan Universitas Gadjah Mada)

Publikasi Monday, 13 May 2024

Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara intensif telah berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemiskinan secara signifikan selama beberapa dekade; namun, penggunaan ini juga berkaitan dengan dampak negatif terhadap kualitas tanah, sumber daya air dan keanekaragaman hayati. Saat ini, hanya sebagian kecil lahan pertanian di seluruh dunia yang diolah secara berkelanjutan memperlihatkan peningkatan kesehatan tanah. Di Indonesia sendiri, diperkiraan sekitar 107 juta hektar lahan mengalami keasamaan lahan, sebagian disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia secara berlebihan selama beberapa dekade. Intensifikasi dan seringkali penggunaan pupuk kimia yang tidak berimbang dapat mengurangi bahan organik dalam tanah secara signifikan. Bagaimana dukungan yang dapat diberikan pada petani kecil agar beralih pada praktik pertanian yang lebih berkelanjutan? Apa yang memotivasi petani untuk mengimplementasikan praktik pertanian dalam jangka panjang? Bagaimana pengujian tanah dan penyuluhan yang dilakukan secara digital dapat diperkenalkan kepada petani agar dapat meningkatkan produktivitasnya dan tetap melindungi kondisi lingkungan. Tim peneliti dari Universitas Passau dan Universitas Gadjah Mada telah melakukan eksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada dua proyek yang didanai oleh German Research Foundation (DFG) dan German Federal Environmental Foundation (DBU).

Untuk lebih lengkapnya, dapat dibaca pada artikel berikut:

1. IND_INTRO PolicyBrief

Universitas Gadjah Mada

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung Yogyakarta – 5581
Telp : (0274) 544975, 564239 Fax : (0274) 547861, 564239
  pkp.pasca@ugm.ac.id
  @pkp.pasca.ugm
  +628112630752

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY