Keluarga menjadi pondasi dan pilar penyangga suatu bangsa, apabila keluarga berkualitas maka dapat dipastikan akan terwujud bangsa yang berkualitas, karena dari keluarga akan dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas (Puspitawati, 2017). Pembangunan keluarga sendiri menjadi isu penting dan perlu mendapat perhatian suatu negara. Walaupun demikian, belum banyak keluarga yang memiliki kesadaran menanamkan fungsi keluarga. Data Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) 2018 menunjukkan bahwa hanya 38% keluarga saja yang memiliki pemahaman dan kesadaran mengenai fungsi keluarga. Perempuan milennial, sebagai bagian dari keluarga memiliki peran yang esensial di satu sisi. Disisi lainnya, gempuran teknologi tidak dapat dielakkan sehingga sangatlah penting perempuan milenial memiliki kecerdasan digital karena berperan sebagai sumber informasi bagi keluarga (Veranita, 2023). Disisi yang lain lagi SDGs mengangkat isu ini dengan jelas, khususnya untuk tujuan 1, 3, dan 5. Berhubungan dengan hal tersebut, tim peneliti Prodi PKP UGM mengangkat aspek perempuan milenial dan kesejahteraan keluarga dalam rangka mendukung SDGs 3.
Secara sosio-kultural, dalam suatu rumah tangga perempuan bertanggung jawab untuk mengolah dan menyediakan makanan anggota keluarganya, salah satunya kebutuhan protein hewani. Secara tidak langsung, tanggung jawab kesehatan keluarga menjadi salah satu tupoksi yang harus dilakukan oleh kaum perempuan. Di samping itu, banyak perempuan juga masih harus bekerja untuk membantu perekonomian dan kesejahteraan keluarga. Fenomena ini ternyata juga ditemukan di Kabupaten Bantul. Di Bantul, perempuan milenial yang bekerja akhirnya harus menitipkan buah hatinya ke orang tua, keluarga, atau tempat penitipan anak. Situasi dan kondisi seperti inilah yang akan memberikan pengaruh besar dan krusial terhadap pola asuh serta pola makan anak.
Salah satu program pemerintah untuk peningkatan gizi keluarga adalah Gerakan Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Program ini disambut baik oleh Pemda Bantul dengan membagi SKPD-nya menjadi unit penanggung jawab pelaksanaan Gerakan B2SA. Kegiatan tersebut juga telah dilaksanakan di Kapanewon Pajangan adalah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Sosialisasi dilakukan pada tanggal 25 Juli 2024 bertempat di Balai Desa Triwidadi Kapanewon Pajangan. Kegiatab dihadiri oleh kader kesehatan desa, kepala desa dan jajarannya, PKK, serta beberapa tamu undangan lainnya. Acara ini menghadirkan narasumber dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan DIY dan Kepala Desa Triwidadi. Acara berlangsung dengan lancar dan dari hasil wawancara dengan Kepala Desa dan PPL BPP Pajangan menyatakan bahwa program B2SA tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya koordinasi dan sinergi para pemangku kepentingan. Akan tetapi jika para pemangku kepentingan dapat bekerja dengan baik tidak menutup kemungkinan akan tercapai SDGs ke tiga tentang kehidupan sehat dan sejahtera (good health and well-being).
Penulis dan Reviewer: Tim Prodi PKP Pascasarjana UGM