Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Sekolah Pascasarjana UGM dipusatkan di Kampung Wisata Cokrodiningratan, Kemantren Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Program PkM SPs UGM diketuai oleh Ratih Ineke Wati, S.P., M.Agr., Ph.D (Dosen Sekolah Pascasarjana UGM), yang beranggotakan Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D. (Dosen Sekolah Pascasarjana UGM), Dr. Ir. Siti Andarwati, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN. Eng (Dosen Sekolah Pascasarjana UGM), dan Dr. Erlina Ambarwati, S.P., M.P. (Dosen Fakultas Pertanian UGM).
Program PkM berupa pelatihan budidaya tanaman hortikultura dan tabulampot dilaksanakan pada tanggal 27 September 2023 di Teras Masjid As Salam Kampung Jetisharjo. Pelatihan ini menghadirkan Dr. Erlina Ambarwati, S.P., M.P. (Dosen Budidaya Tanaman Fakultas Pertanian UGM) yang menjelaskan terkait manfaat sayur dan buah serta budidaya hortikultura dan tabulampot di lahan terbatas.
“Program PkM SPs UGM ini diharapkan dapat meningkatkan diversifikasi komoditas yang ditanam warga masyarakat serta membantu memenuhi kebutuhan sayur dan buah keluarga di lahan terbatas,” jelas Ratih Ineke Wati, Ph.D., ketua tim PkM. Pelatihan budidaya tanaman hortikultura dan tabulampot dihadiri warga Kampung Wisata Cokrodiningratan. Pelatihan diawali dengan pemberian materi dan diajarkan cara menanam benih dalam polybag kemudian dilanjutkan diskusi. Tim PkM SPs UGM memberikan bantuan berupa benih sayuran (bayam, kangkong, sawi, tomat, terong, cabe rawit); media tanam siap pakai; polybag plastik (ukuran 25 x 25 cm dan 50 x 50 cm); serta tabulampot (mangga brazil, jeruk pamelo, alpukat kelud, jambu air, dan kelengkeng matalada).
Di akhir sesi, Tim PkM SPs UGM mengadakan lomba urban farming secara kelompok menggunakan bantuan yang sudah diberikan. Lomba digunakan sebagai bentuk tindak lanjut dan evaluasi dari pelaksanaaan pelatihan budidaya tanaman hortikultura dan tambulampot, serta untuk menumbuhkan kembali semangat budidaya hortikultura. “Setelah adanya pelatihan ini, kami berencana untuk mengajak siswa Sekolah Dasar terdekat untuk ikut serta dalam panen dan masak, juga makan bersama hasil budidaya komoditas hortikultura,” ujar Totok Pratopo, inisiator kampung wisata Cokrodiningratan. Pendampingan budidaya tanaman hortikultura dan tabulampot direncanakan akan diteruskan sampai dengan tahun 2025 sebagai bagian dari upaya keberlanjutan. Tim PkM SPs UGM akan melakukan monitoring usaha budidaya hortikultura sekaligus perawatan tabulampot meliputi perbanyakan dan pemangkasan pada tahun 2024.
Penulis: Arwida A Widodo