Pemanfaatan internet di Indonesia terus mengalami perkembangan dan memiliki potensi yang besar bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan termasuk di bidang pertanian. Melalui internet, petani dapat mencari berbagai macam solusi di bidang pertanian mulai dari sistem budidaya pertanian, penanganan hama dan penyakit tumbuhan, manajemen kesuburan dan kesehatan tanah, penanganan pasca panen, produk olahan pertanian, hingga pemasaran. Selain itu, digitalisasi informasi pertanian juga diperlukan mengingat terbatasnya jumlah penyuluh di Indonesia. Berdasarkan keterbatasan ini, penyuluh tetap harus menjalankan perannya sebagai inisiator, fasilitator, motivator, pengajar, analis, dan agen perubahan. Oleh karena itu, kolaborasi antara penyuluh dengan stake holder pertanian sangat diperlukan untuk meningkatkan digitalisasi penyuluhan. Integrasi antara media digital dengan penyuluhan konvensional secara tatap muka disebut sebagai blended learning. Namun belum semua komunitas dapat mengoptimalkan penggunaan media digital secara penuh termasuk para petani yang identik memiliki usia diatas 50 tahun.
Berita
Produksi beras sebagai makanan pokok masyarakat di Indonesia menjadi prioritas utama pemerintah saat ini. Kebutuhan akan beras ini semakin meningkat seiring populasi masyarakat yang terus bertambah. Namun demikian, keberadaan lahan pertanian yang semakin terbatas membuat pemerintah dan petani berusaha untuk melakukan intensifikasi lahan untuk dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakat. Intensifikasi lahan yang banyak dilakukan oleh petani yaitu dengan menggunakan pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Proyek ini menggunakan uji coba terkontrol secara acak. Hal ini memungkinkan kami untuk menetapkan hubungan sebab-akibat langsung antara pelatihan dan dampaknya. Hanya membandingkan petani organik dengan non-organik dapat menyesatkan karena petani organik mungkin berbeda dalam banyak hal lain (misalnya: pendidikan) dari petani non-organik. Demikian pula, membandingkan petani yang sama sebelum dan setelah pelatihan dapat menyesatkan jika faktor-faktor lain, seperti subsidi, berubah secara bersamaan. Seperti dalam uji coba medis, penugasan secara acak dan sampel yang besar memastikan kelompok perlakuan dan kontrol serupa sebelum pelatihan. Oleh karena itu, setiap perbedaan dalam hasil dapat secara kausal dikaitkan dengan pelatihan, karena semua faktor lain diharapkan berubah dengan cara yang sama untuk kedua kelompok.
Pelatihan meningkatkan pengelolaan kesuburan tanah petani. Termasuk uji tanah dapat membuatnya lebih berkelanjutan. Sejak tahun 1960-an, petani Indonesia secara luas telah menerapkan praktik “Revolusi Hijau” untuk mencapai peningkatan produktivitas yang cepat. Namun demikian, penggunaan teknik tersebut dilakukan secara terus-menerus, khususnya dalam penerapan pupuk kimia yang berlebih menimbulkan berbagai kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang telah ditimbulkan antara lain penurunan kualitas air, penurunan kualitas tanah, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS (2014), penerapan pupuk yang berlebihan dengan kadar nitrogen yang tinggi telah menyebabkan kerusakan yang luas pada lahan pertanian. Pemberian informasi kepada petani tentang prinsip-prinsip unsur hara tanah, rekomendasi pemupukan berimbang, diiringi dengan penyediaan alat uji tanah yang cepat dan murah dapat meningkatkan kemampuan petani untuk mengelola tanah mereka secara lebih berkerlanjutan sehingga dapat mengurangi degradasi tanah di masa mendatang.
Setelah beberapa dekade usaha pertanian difokuskan pada penggunaan pupuk kimia, saat ini mendorong pertanian berkelanjutan menduduki peringkat atas dalam agenda kebijakan pemerintah. Di Indonesia, ketergantungan yang tinggi pada penggunaan pupuk kimia telah meningkatkan keasaman tanah dan mengurangi kandungan bahan organik. Pemberian pupuk kimia yang berlebihan merugikan lingkungan dan, dan petani harus mengeluarkan biaya lebih tinggi. Praktik pertanian organik merupakan solusi alternatif, untuk mengganti sebagian penggunaan pupuk kimia atau mengimplementasikannya sebagai sebuah sistem pertanian.
Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara intensif telah berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemiskinan secara signifikan selama beberapa dekade; namun, penggunaan ini juga berkaitan dengan dampak negatif terhadap kualitas tanah, sumber daya air dan keanekaragaman hayati. Saat ini, hanya sebagian kecil lahan pertanian di seluruh dunia yang diolah secara berkelanjutan memperlihatkan peningkatan kesehatan tanah. Di Indonesia sendiri, diperkiraan sekitar 107 juta hektar lahan mengalami keasamaan lahan, sebagian disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia secara berlebihan selama beberapa dekade. Intensifikasi dan seringkali penggunaan pupuk kimia yang tidak berimbang dapat mengurangi bahan organik dalam tanah secara signifikan. Bagaimana dukungan yang dapat diberikan pada petani kecil agar beralih pada praktik pertanian yang lebih berkelanjutan? Apa yang memotivasi petani untuk mengimplementasikan praktik pertanian dalam jangka panjang? Bagaimana pengujian tanah dan penyuluhan yang dilakukan secara digital dapat diperkenalkan kepada petani agar dapat meningkatkan produktivitasnya dan tetap melindungi kondisi lingkungan. Tim peneliti dari Universitas Passau dan Universitas Gadjah Mada telah melakukan eksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada dua proyek yang didanai oleh German Research Foundation (DFG) dan German Federal Environmental Foundation (DBU).
__Yogyakarta, 21 September 2023. Program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan telah menyelenggarakan kegiatan Temu Alumni di Grand Orchid Hotel Yogyakarta dengan menyongsong tema “Bersama PKP Membangun, Berdaya, dan Berdikari”. Kegiatan tersebut dihadiri oleh alumni mahasiswa S2&S3 PKP, Founding father, Kaprodi dan mahasiswa aktif PKP angkatan 2022 dan 2023.
Kegiatan tersebut berlangsung dengan sangat menyenangkan dan penuh keseruan karena dihibur dengan tari-tarian tradisional dan beberapa lagu yang ditampilkan serta dinyanyikan langsung oleh para mahasiswa PKP yang memiliki keahlian di bidang kesenian. Selain itu, kegiatan Temu Alumni ini juga memilih ketua dan jajaran pengurus kelompok komunitas bagi para alumni PKP UGM.
__Yogyakarta, 13 November 2023. Program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan fakultas Sekolah Pascasarjana kembali menorehkan prestasi dalam seminar nasional. Perwakilan mahasiswa S2 yakni Sdr. Akhyar Rafi’i berpartisipasi dalam acara Seminar Nasional Hasil-hasil Pengabdian Masyarakat (SNH2PM) dan Expo Pengabdian 2023 yang diselenggarakan oleh Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada di Field Research Center (FRC) Kulonprogo.
Akhyar Rafi’i mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Rekonstruksi Komponen Berbentuk Sikap dalam Pemberdayaan Masyarakat Lokal untuk Mencapai Keberlanjutan Pariwisata: Studi Kasus Kawasan Wisata Negeri Kahyangan Desa Wonolelo Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang”. Kemampuannya memaparkan hasil penelitian dan pemahamannya dalam ilmu-ilmu penyuluhan masyarakat dalam seminar nasional tersebu mengantarkannya menjadi “The Best Presenter” dalam seminar nasional tersebut.
__Yogyakarta, 22 November 2023. Program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan fakultas Sekolah Pascasarjana kembali menorehkan prestasi dalam konferensi internasional. Perwakilan mahasiswa S2 yakni Sdr. Akhyar Rafi’i menjadi salah satu Narasumber dalam acara International Conference of Disability Right (ICDR).
Akhyar Rafi’i memaparkan hasil penelitian akademiknya yang berjudul “Participatory Communication Based on Inclusive Development in Rural Communities”. Berkat kecakapannya dalam public speaking dan pemahamannya dalam bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan ia berhasil meraih “The Best Speaker” dalam konferensi internasional tersebut.
__Yogyakarta, 7 & 8 November 2023. Program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan fakultas Sekolah Pascasarjana telah menjadi partisipan dalam The 12th International Graduate Students and Scholars’ Conference (IGSSCI). Mahasiswa perwakilan S2 dan S3 berpartisipasi aktif dengan mengirimkan paper yang kemudian mempresentasikannya dengan baik.
Salah satu perwakilan mahasiswa S3 yakni Prof. Dr. Hasan Sazali, M.A berhasil membuat paper terbaiknya mendapatkan penghargaan “The Best Paper” dalam konferensi tersebut.