Keluarga menjadi pondasi dan pilar penyangga suatu bangsa, apabila keluarga berkualitas maka dapat dipastikan akan terwujud bangsa yang berkualitas, karena dari keluarga akan dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas (Puspitawati, 2017). Pembangunan keluarga sendiri menjadi isu penting dan perlu mendapat perhatian suatu negara. Walaupun demikian, belum banyak keluarga yang memiliki kesadaran menanamkan fungsi keluarga. Data Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) 2018 menunjukkan bahwa hanya 38% keluarga saja yang memiliki pemahaman dan kesadaran mengenai fungsi keluarga. Perempuan milennial, sebagai bagian dari keluarga memiliki peran yang esensial di satu sisi. Disisi lainnya, gempuran teknologi tidak dapat dielakkan sehingga sangatlah penting perempuan milenial memiliki kecerdasan digital karena berperan sebagai sumber informasi bagi keluarga (Veranita, 2023). Disisi yang lain lagi SDGs mengangkat isu ini dengan jelas, khususnya untuk tujuan 1, 3, dan 5. Berhubungan dengan hal tersebut, tim peneliti Prodi PKP UGM mengangkat aspek perempuan milenial dan kesejahteraan keluarga dalam rangka mendukung SDGs 3.
SDG 3:KEHIDUPAN SEHAT DAN SEJAHTERA
Tahun 2024 menjadi tahun politik yang hangat diperbincangkan di setiap sudut tempat dan segala level usia. Di tengah keriuhan politik yang sedang menggelora, ada sebuah topik hangat yang jarang diangkat. Walaupun sekedar untuk berbincang, masalah ini selalu ada di setiap jaman dan menjadi masalah klasik yang masih perlu mendapat perhatian dengan seksama, yaitu masalah kesehatan reproduksi remaja.
Remaja yang terlahir pada rentang waktu tahun 1996-2012, sering disebut sebagai Generasi Z atau Genzi. Kelompok remaja tersebut menempati tingkat proporsi terbesar penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020. Hal ini tentunya menjadi kekuatan yang luar biasa bagi Indonesia, seperti sebuah kalimat legendaris Bapak Proklamator, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Namun demikian, masa remaja juga merupakan masa yang rentan. Hal tersebut dikarenakan pada masa ini sedang terjadi perubahan fisik yang cepat, perubahan emosional, kognitif, moral, sosial dan psikologis sehingga remaja sangat berisiko terhadap berbagai permasalahan, termasuk permasalahan kesehatan reproduksi.
Magelang, Sabtu (10/06) Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan (PKP) Sekolah Pascasarjana UGM melakukan Studi Lapangan dan Pengabdian Masyarakat ke Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Adapun untuk lokasi spesifik yaitu Program Kampung Iklim (Proklim) yang ada di Desa Banyuroto dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak dalam pengelolaan Wisata Negeri Kahyangan di Desa Wonolelo.
Kegiatan Studi Lapangan dan Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh 50 Peserta yang terdiri dari Mahasiswa Program Magister dan Doktor Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Dosen, serta tenaga pendidik (Tendik). Tujuan diadakan kegiatan ini adalah sebagai bentuk dukungan kompetensi lulusan di bidang pemberdayaan masyarakat. Mengingat para mahasiswa di Prodi Magister dan Doktor PKP ini kebanyakan berprofesi sebagai fasilitator, penyuluh, dan komunikator pembangunan, serta dosen di bidang pemberdayaan sehingga diharapkan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mahasiswa di bidang pemberdayaan masyarakat.